Rabu, 28 April 2010

Posted by admin

Untuk siswa-siswi kelas XII IPA SMAN 5 Denpasar : Setelah kalian menjawab/menggambar soal berikut (soal ini terdapat juga pada Diktat Menggambar Mistar). Cocokkanlah dengan jawaban/gambar dibawah ini!
1. Diketahui bentuk bangun di bawah ini, dengan ketentuan sebagai berikut :
Titik A terletak pada koordinat (3,2,1), garis AB sejajar dengan sumbu o-x dan bidang alas bangun (bidang ABCD) sejajar dengan bidang P1. Buatlah gambar proyeksinya dan diarsir rapi dengan pensil tipis!
2. Diketahui bentuk bangun di bawah ini, dengan ketentuan sebagai berikut :
Titik A terletak pada koordinat (2,2,1), garis AB sejajar dengan sumbu o-x dan bidang alas bangun (bidang ABCD) sejajar dengan bidang P1. Buatlah gambar proyeksinya dan diarsir rapi dengan pensil tipis!

sumber:http://sumberilmu.info/2008/09/30/gambar-proyeksi-benda-3d/

gambar proyeksi

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

Berikut ini akan dibicarakan tentang Gambar Proyeksi Ortogonal secara terinci. Gambar proyeksi ortogonal yang lazim digunakan ada dua cara yaitu cara Eropa dan cara Amerika. Pada cara Eropa mempergunakan tiga bidang proyeksi saling berpotongan tegak lurus satu sama yang lain, di mana benda yang diproyeksikan berada di antara ketiga bidang tersebut. Sedangkan cara Amerika mempergunakan enam bidang proyeksi yaitu benda dipandang dari enam sisi. Berikut yang dibahas hanya gambar proyeksi cara Eropa.

Perpotongan di antara tiga bidang proyeksi cara Eropa akan membentuk sebuah ruangan yang disebut dengan ruang nyata. Bidang-bidang proyeksi tersebut adalah :

  1. Bidang mendatar, disebut Bidang Proyeksi 1 (benda dilihat dari arah atas)
  2. Bidang tegak, disebut Bidang Proyeksi 2 (benda dilihat dari arah depan)
  3. Bidang samping, disebut Bidang Proyeksi 3 (benda dilihat dari arah samping)

Perhatikan gambar berikut ini!

Selanjutnya, dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa perpotongan tiga bidang proyeksi tersebut membentuk tiga buah sumbu, masing-masing adalah :

  1. Sumbu o-x, sebagai perpotongan bidang P1 dan P2.
  2. Sumbu o-y, sebagai perpotongan bidang P1 dan P3.
  3. Sumbu o-z, sebagai perpotongan bidang P2 dan P3

Susunan bidang-bidang proyeksi seperti di atas yang membentuk ruang nyata disebut dengan bidang gambar proyeksi stereometri. Dalam gambar stereometri ini, di samping menampilkan gambar proyeksi 1, 2, dan 3 juga menampilkan gambar ruang objeknya. Dari bentuk gambar stereometri akan disederhanakan menjadi bentuk gambar proyeksinya saja.

Perhatikan bentuk gambar berikut.

Penjelasan gambar

Untuk mendapatkan bidang-bidang proyeksi yang datar, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Sumbu o-x dan o-z dianggap sebagai engsel, sedangkan sumbu o-y dianggap dapat dibagi menjadi dua bilah.
  2. Bidang P1 diputar ke bawah hingga datar dengan bidang P2.
  3. Bidang P3 diputar ke samping hingga datar dengan P3 (perhatikan Gambar. B).

Setelah memahami bagaimana terbentuknya bidang-bidang proyeksi dan sumbu-sumbu proyeksi, sekarang kita mulai membuat gambar proyeksi itu sendiri. Kita akan mempelajarinya secara bertahap, dimulai dari proyeksi sebuah titik, kemudian garis, bidang, baru selanjutnya memproyeksikan suatu benda (benda geometris tiga dimensi).

A. Proyeksi Sebuah Titik

Untuk membuat gambar proyeksi dari sebuah titik, atau juga objek lainnya, sebaiknya dilakukan dua tahapan kerja, yang pertama membuat gambar stereometrinya dan kedua membuat gambar proyeksinya. Berikut ini perhatikan gambar proyeksi titik A yang terletak 2 cm di atas bidang P1, 1 cm di depan bidang P2 dan 3 cm di samping bidang P3.

Perhatikan bentuk gambar berikut.

Penjelasan gambar

1) Titik A1 adalah proyeksi titik A pada bidang P1 dengan koordinat (x,y) dengan nilai (3,1). Tarik garis proyeksi dari nilai x tegak lurus sumbu o-x dengan jarak nilai y dan sebaliknya.

2) Titik A2 adalah proyeksi titik A pada bidang P2 dengan koordinat (x,z) dengan nilai (3,2). Tarik garis proyeksi dari nilai x tegak lurus sumbu o-x dengan jarak nilai z dan sebaliknya.

3) Titik A3 adalah proyeksi titik A pada bidang P3 dengan koordinat (y,z) dengan nilai (1,2). Tarik garis proyeksi dari nilai y tegak lurus sumbu o-y dengan jarak nilai z dan sebaliknya.

4) Titik A pada gambar stereometri adalah benda yang sebenarnya dengan koordinat (x,y,z) dengan nilai (3,1,2). Titik A didapat dengan menarik garis proyeksi dari titik A1, A2 dan A3 tegak lurus dengan bidang-bidang proyeksinya.

Latihan Soal :

1. Diketahui titik B yang terletak pada koordinat (4,3,5). Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!

2. Diketahui titik C dengan koordinat (4, 6, 0). Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!

B. Gambar Proyeksi Sebuah Garis

Menggambar proyeksi sebuah garis dapat diartikan menggambar proyeksi dua buah titik. Namun dalam membuat gambar proyeksinya harus kita pandang sebagai sebuah garis yang utuh, hal itu menyebabkan terdapatnya beberapa kemungkinan hasil gambar proyeksi sebyah garis, antara lain :

  • Proyeksi dari sebuah garis lurus akan berupa garis lurus juga, tetapi bila garis tersebut tegak lurus dengan bidang proyeksinya maka hasil proyeksinya berupa sebuah titik.
  • Proyeksi dari sebuah garis yang sejajar dengan bidang priyeksinya maka hasil proyeksinya akan sama panjang dengan garis tersebut, dan bila sebuah garis yang tidak sejajar dan tidak tegak lurus dengan bidang proyeksinya maka hasil proyeksinya lebih pendek dari garis tersebut.

Perhatikan dan pelajari gambar-gambar berikut.

Latihan Soal :

1. Diketahui garis BC dengan koordinat titik B (1,2,3,). Garis BC panjangnya 5 cm dan sejajar dengan sumbu o-y Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!

2. Diketahui garis CD dengan koordinat titik C (2,2,1). Garis CD = 6 cm yang semula sejajar dengan sumbu o-z, kemudian diputar kekanan hingga membentuk sudut 450 dengan sumbu o-x Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!

C. Gambar Proyeksi Sebuah Bidang

Sebuah bidang dibentuk oleh tiga buah garis atau lebih. Oleh karena itu, untuk membuat gambar proyeksi sebuah bidang sama dengan memproyeksi beberapa buah garis. Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada proyeksi garis dapat berlaku juga pada proyeksi bidang.

Perhatikan dan pelajari gambar berikut.

Penjelasan Gambar

  • Bidang ABCD gambar proyeksinya pada bidang P1 berupa sebuah garis yang sama panjang dengan sisi AB, sejajar sumbu o-x atau tegak lurus sumbu o-y.
  • Proyeksi bidang ABCD pada bidang P2 berupa bidang yang sama besar dengan bidang asalnya, bidang tersebut sejajar dengan bidang P2 dan tegak lurus dengan bidang P1 dan P3.
  • Proyeksi bidang ABCD pada bidang P3 berupa sebuah garis yang sama panjang dengan sisi BC, sejajar sumbu o-z dan tegak lurus sumbu o-y.

Penjelasan gambar

  • Gambar Proyeksi pada bidang P1, P2 dan P3 berupa bidang segitiga.
  • Ketiga segitiga pada masing-masing bidang proyeksi tidak ada yang ukuranya dengan segitiga asalnya yaitu segitiga EFG, ini disebabkan karena letak dari segitiga EFG tidak sejajar dan tidak tegak lurus dengan bidang-bidang proyeksinya.

Latihan Soal :

1. Diketahui bidang berbentuk ‘T’ dengan koordinat titik A (3,2,1,). Garis AB // dengan sumbu o-x dan garis BC // dengan sumbu o-z Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!

2. Diketahui Bidang segi-empat ABCD dengan koordinat titik A (2,2,1). Garis AB = 6 cm // dengan sumbu o-y dan garis BC = 7 cm // sumbu o-z. Bidang ABCD semula sejajar dengan bidang P3, kemudian diputar ke kanan dengan garis AB sebagai sumbu putar hingga membentuk sudut 450 dengan bidang P1. Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!

D. Gambar Proyeksi Sebuah Benda Tiga Dimensi

Memproyeksikan sebuah benda tiga dimensi seperti kubus, balok, limas dan sebagainya sama artinya memproyeksikan beberapa buah bidang. Kemungkinan gambar proyeksinya pada bidang P1,P2 dan P3 berupa sebuah bidang.

Perhatikan gambar berikut dan pelajarilah.

Ketentuan gambar proyeksi balok di atas adalah sebagai berikut.

Ditentukan proyeksi balok dengan kordinat titik A (1,1,1), Garis AB

panjangnya 5 cm sejajar dengan sumbu o-x dan tegak lurus sumbu o-y. Garis BC panjangnya 4 cm sejajar sumbu o-y dan tegak lurus sumbu o-x. Alas balok adalah bidang ABCD sejajar dengan bidang P1. Tinggi balok 2,5 cm.

Latihan Soal:

1. Diketahui bentuk bangun di bawah ini, dengan ketentuan sebagai berikut :

Titik A terletak pada koordinat (3,2,1), garis AB sejajar dengan sumbu o-x dan bidang alas bangun (bidang ABCD) sejajar dengan bidang P1. Buatlah gambar proyeksinya !

Ketentuan garis :

Garis tepi : 0,8mm tinta hitam

Garis sumbu : 0,6mm tinta hitam

Garis gambar proyeksi : 0,8 mm tinta hitam

Garis konstruksi : 0,1 mm tinta merah

2. Diketahui bentuk bangun di bawah ini, dengan ketentuan sebagai berikut :

Titik A terletak pada koordinat (2,2,1), garis AB sejajar dengan sumbu o-x dan bidang alas bangun (bidang ABCD) sejajar dengan bidang P1. Buatlah gambar proyeksinya dan diarsir rapi dengan pensil tipis!

Ketentuan garis :

Garis tepi : 0,8 mm tinta hitam

Garis sumbu : 0,6 mm tinta hitam

Garis gambar proyeksi : 0,8 mm tinta hitam

Garis konstruksi : 0,1 mm tinta merah

3. Diketahui bentuk bangun di bawah ini, dengan ketentuan sebagai berikut :

Titik A terletak pada koordinat (1,2,1), garis AB sejajar dengan sumbu o-x dan bidang alas bangun (bidang ABCD) sejajar dengan bidang P1. Buatlah gambar proyeksinya dan diarsir rapi dengan pensil tipis!

Ketentuan garis :

Garis tepi : 0,8 mm tinta hitam

Garis sumbu : 0,6 mm tinta hitam

Garis gambar proyeksi : 0,8 mm tinta hitam

Garis konstruksi : 0,1 mm tinta merah

sumber:http://sumberilmu.info/2008/07/21/112/

Rabu, 03 Maret 2010

seni rupa bandung

Residensi Penulis Seni Rupa adalah program pencurahan dan pertukaran pikiran
diantara sejumlah penulis secara terpadu, sampai pada perumusan out-put berupa
antologi tulisan yang dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang berkepentingan
dengan hasil pengkajiannya.
Secara garis besar, proyek penulisan "Risalah Seni Rupa Bandung" merupakan upaya
untuk membaca dan mengamati perkembangan apa yang disebut dengan 'medan sosial
seni rupa'-merujuk pada pengistilahan Sanento Yuliman-yang berlangsung di
Bandung dalam kurun waktu kurang-lebih sepuluh tahun terakhir. 'Bandung' dalam
hal ini dipahami tidak hanya sebagai sebuah situs geografis tapi juga sebagai
sebuah konsep yang dibayangkan secara bersama berdasarkan
kesepakatan-kesepakatan tertentu, misalnya wacana sejarah, ekonomi, politik,
sosial dan budayanya.

Ahda Imran, Aminudin TH. Siregar, Bambang Subarnas, Maman Gantra, Nurdian
Ichsan, dan Rifky Effendy akan bekerja selama satu minggu penuh di Selasar
Sunaryo Art Space. Mereka adalah para penulis seni rupa dari generasi paling
muda dan wartawan yang aktif mengkaji soal seni rupa dalam berbagai dimensi.
Para penulis peserta residensi memulai bekerja merumuskan hipotesa dan platform
awal yang kemudian dimatangkan dalam forum-forum diskusi dengan para nara sumber
yang diundang. Demikian berlangsung kontinu hingga pada hari terakhir peserta
residensi akan mempresentasikan hasil kerjanya pada forum diskusi terbuka.
Sebanyak lebih dari 100 nara sumber yang dianggap kompeten dalam 5 subjek kajian
diharapkan bersedia hadir untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman. Subjek
kajiannya adalah :

I. Pendidikan Tinggi Seni Rupa
Pendidikan sesungguhnya adalah ujung tombak komunikasi seni dengan masyarakat.
Melalui pendidikan, proses persentuhan juga pemahaman tentang seni dimulai.
Kajian ini difokuskan pada pendidikan tinggi seni rupa. Yaitu pihak yang paling
bertanggung jawab melahirkan para pekerja seni, dan yang selama ini segala
privilege tentang seni rupa berpusat padanya.

II. Penulisan Kritik Seni Rupa
Pada sesi ini, penulisan seni men-generalisir aktifitas di luar praktek seni,
yaitu soal bagaimana seni dibicarakan. Subjek diskusi meliputi kajian
tulisan-tulisan yang telah terpublikasikan, isu-isu mutakhir, masalah-masalah
dalam penulisan, hingga tuntutan yang berasal dari mediasinya.

III. Kekuratoran Seni Rupa
Berbagai wacana mutakhir yang mengelimuni seni --kekaryaan maupun fenomena--
meliputi klaim teoritis maupun pembacaan reflektif, adalah isu yang biasa
terumuskan dalam kuratorial even seni, dan melaluinya seni dibaca. Hingga ini
adalah wilayah yang paling bertanggungjawab atas pembentukan imej tentang seni
dan penandaan perkembangan.

IV. Seniman; Kesenimanan dan Proses Kreasi
Wilayah ini adalah pokok masalahnya. Kesenimanan yang dimaksud adalah soal
menjadi seniman di masa kini. Sesungguhnya strategi semacam apa yang dijalankan
oleh para seniman dalam rangka menyatakan dirinya. Di sini adalah soal berada di
dalam struktur sosial tertentu. Tentang proses kreasi menyangkut subjek yang
biasa dikaji mulai dari wilayah konseptual hingga wilayah teknis, penggunaan
media, dan mediasi. Dari sini perbincangan melebar pada berbagai persoalan
paling mutakhir yang (biasa) menjadi kerangka berpikir para seniman.

V. Ruang-ruang Seni Rupa; Visi dan Keberdayaan
Wilayah ini berangkat dari kajian mengenai lembaga-lembaga seni di Bandung yang
selama ini telah menunjukan perannya sebagai ruang aktualisasi bagi para pekerja
seni rupa. Aktualisasi yang terjadi di masing-masing lembaga tentunya mempunyai
keberkaitan dengan visi lembaga tersebut. Sepertinya tataran konseptual seperti
ini belum efektif termediasikan, melainkan hanya dibaca melalui terjemahan
program-programnya. Visi, selain terelaborasi pada program juga teruji lewat
tingkat keberdayaan.


Diskusi Khusus (Mahasiswa)
Kamis, 12 Juni 2003, pk. 12.30 - 17.00 WIB

Diskusi khusus ini dimaksudkan untuk menyaran pada publik yang secara spesifik
punya kepentingan mempelajari seni rupa dalam berbagai dimensinya. Dimensi ragam
ini adalah konsekuensi logis dari spesifikasi dan metodologi pendidikan tinggi
seni yang agak bias. Diskusi dengan para mahasiswa diharapkan dapat menjadi
pengkajian masalah terkini dari fenomena seni dalam komunitas kampus, sebagai
bagian dari komunitas intelektual.
Forum ini mengundang para mahasiswa seni yang membutuhkan kajian soal medan
sosial seni sebagai permulaan dari proses menjalani mekanisme dalam dunia seni
kontemporer.


Diskusi Terbuka
Jum'at, 13 Juni 2003, pk. 13.30 - 17.00 WIB

Adalah forum pertama tempat para penulis mempresentasikan seluruh hasil kerja
selama program residensi.
Forum ini mengundang para pekerja seni yang aktif di Bandung untuk turut
berdiskusi, hingga hasil kerja para penulis dapat lebih kontekstual.

Hasil diskusi tersebut akan kembali diolah para peserta residensi untuk kemudian
dipresentasikan dalam diskusi panel (13 Juni 2003) dan dipadukan dalam antologi
yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan pengkajian.
Program ini tidak akan sungguh-sungguh terpadu tanpa keterlibatan para pekerja
seni yang sehari-harinya aktif dan punya reputasi dalam dunia seni kita. Kami
sangat berharap anda dapat memenuhi undangan kami untuk menjadi nara sumber
diskusi. Kami lampirkan paparan program residensi untuk bahan gambaran awal.

Residensi Penulis Seni Rupa ini merupakan hasil kerja sama antara
Pasir Impun--Curatorial Program & Selasar Sunaryo Art Space


sumber:http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3839837608837720621

Sejarah seni lukis di Indonesia

Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.

Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.

Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.

Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.

http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3839837608837720621
07 December 2006

Seni Rupa Modern Indonesia, Esai-Esai Pilihan

Editor: Aminudin TH Siregar, Enin Supriyanto
ISBN: 979-26-9001-8
Tahun Terbit: 2006
Ukuran: 15 x 21 cm; xxii + 336 halaman
Harga: Rp. 60000
Diskon: (15%) Rp. 51000

Pembahasan dan perdebatan tentang Seni Rupa Modern Indonesia masih menyisakan banyak soal yang belum terjawab. Boleh jadi soal ini bermula dari kenyataan bahwa data dan catatan tentang perjalanan sejarah Seni Rupa Modern Indonesia hasil penelitian dan analisis kalangan seni rupa Indonesia sendiri, memang tak banyak dan tak mudah didapatkan.

Buku ini memuat sejumlah esai penting yang ditulis oleh para seniman dan pemikir Indonesia tentang Seni Rupa Modern Indonesia, di paruh pertama abad 20. Berbagai pemikiran dan gagasan mereka telah ikut—dan masih terus—memengaruhi praktik dan wacana Seni Rupa Kontemporer Indonesia saat ini.

Membaca, memahami dan membanding-bandingkan pemikiran yang ada di dalamnya, akan memberi gambaran dan wawasan tentang gagasan para perupa dan pemikir seni rupa Indonesia di masa lalu. Dan dari sana, kita dapat mulai kembali menyusun pemikiran tentang perkembangan seni rupa di Indonesia di masa datang.

Isi buku ini tak hanya bermanfaat sebagai rujukan bagi para ahli yang berminat meneliti tentang sejarah Seni Rupa Modern Indonesia, tapi juga bagi seniman, mahasiswa jurusan Seni Rupa, juga masyarakat luas pecinta seni rupa, agar dapat memahami konteks perkembangan pemikiran tentang Seni Rupa Modern di Indonesia.

Leave a Reply

sumber:http://nalar.co.id/seni-rupa-modern-indonesia-esai-esai-pilihan-26.php

Zaman prasejarah

Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.

Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).

Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.

Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.

[sunting] Seni lukis zaman klasik

Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:

  • Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
  • Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),

Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.

[sunting] Seni lukis zaman pertengahan

Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.

Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".

Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).

[sunting] Seni lukis zaman Renaissance

Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.

Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:

[sunting] Art nouveau

Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barang-barang dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan mesin. Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, akan biaya pembuatannya menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.

[sunting] Sejarah seni lukis di Indonesia

Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.

Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.

Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.

Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.

[sunting] Aliran seni lukis

[sunting] Surrealisme

Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.

[sunting] Kubisme

Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.

[sunting] Romantisme

Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.

Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.

[sunting] Plural painting

Adalah sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau pengembaraan intuisi untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari naluri kehidupan ke dalam bahasa visual. Bahasa visual yang digunakan berpijak pada konsep PLURAL PAINTING. Artinya, untuk menampilkan idiom-idiom agar relatif bisa mencapai ketepatan dengan apa yang telah tertangkap oleh intuisi mempergunakan idiom-idiom yang bersifat: multi-etnis, multi-teknik, atau multi-style.

[sunting] Seni lukis daun

Adalah aliran seni lukis kontemporer, dimana lukisan tersebut menggunakan daun tumbuh-tumbuhan, yang diberi warna atau tanpa pewarna. Seni lukis ini memanfaatkan sampah daun tumbuh-tumbuhan, dimana daun memiliki warna khas dan tidak busuk jika ditangani dengan benar. senidaun.wordpress.com

[sunting] Aliran lain

[sunting] Abstraksi

Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Teknik abstraksi yang berkembang pesat seiring merebaknya seni kontemporer saat ini berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya.

[sunting] Pelukis terkenal Indonesia

[sunting] Lihat pula

sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_lukis

aliran seni rupa


ALIRAN SENI LUKIS

1. Surrealisme

Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.

2. Kubisme

Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso .

3. Romantisme

Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan. Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh

4. Ekspresionisme


Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional . Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan , sastra , film , arsitetur , dan musik . Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.
Pelukis Matthias Grünewald dan El Greco bisa disebut ekspresionis.

5. Impresionisme

Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1860an . Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet , " Impression, Sunrise " ("Impression, soleil levant") . Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini sebagai sindiran dalam artikelnya di Le Charivari .

Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa. Impresionisme menjadi pelopor berkembangnya aliran-aliran seni modern lain seperti Post-Impresionisme , Fauvisme , and Kubisme . Ia memiliki ciri khas:

• Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.

• Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina .

• Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan).

• Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.

• Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.

• Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan.

• Dikerjakan di luar ruangan ( en plein air )

6. Post-Impresionisme

Post-Impresionisme adalah suatu masa yang masih dipengaruhi sisa-sisa impresionisme. Pada awal 1880 pelukis mulai mengeksplorasi sisi lain dari penggunaan warna, pola, bentuk, dan garis yang sedikit berlawanan dari pencapaian impresionisme. Pelukis pada era ini contohnya adalah Vincent Van Gogh , Paul Gauguin , Georges Seurat dan Henri de Toulouse-Lautrec . Camille Pissarro , yang sebelumnya adalah seniman impresionis kemudian mengembangkan gaya pointilisme . Monet meninggalkan kewajiban melukis di luar ruangan. Paul Cézanne , meskipun telah tiga kali terlibat dalam pameran impresionis, kemudian mengembangkan gayanya tersendiri. Karya seluruh seniman ini meskipun tidak lagi menganut aliran impresionisme namun masih mengandung unsur-unsur dasarnya.

7. Fauvisme

Fauvisme adalah suatu aliran dalam seni lukis yang berumur cukup pendek menjelang dimulainya era seni rupa modern. Nama fauvisme berasal dari kata sindiran "fauve" (binatang liar) oleh Louis Vauxcelles saat mengomentari pameran Salon d'Automne dalam artikelnya untuk suplemen Gil Blas edisi 17 Oktober 1905, halaman 2. Kepopuleran aliran ini dimulai dari Le Havre , Paris , hingga Bordeaux . Kematangan konsepnya dicapai pada tahun 1906.

Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme , pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut. Konsep dasar fauvisme bisa terlacak pertama kali pada 1888 dari komentar Paul Gauguin kepada Paul Sérusier :

"Bagaimana kau menginterpretasikan pepohonan itu? Kuning, karena itu tambahkan kuning . Lalu bayangannya terlihat agak biru, karena itu tambahkan ultramarine . Daun yang kemerahan? Tambahkan saja vermillion ."

Segala hal yang berhubungan dengan pengamatan secara objektif dan realistis, seperti yang terjadi dalam lukisan naturalis , digantikan oleh pemahaman secara emosional dan imajinatif. Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti keinginan pribadi pelukis.

Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat. Akibatnya bentuk benda mudah dikenali tanpa harus mempertimbangkan banyak detail .

8. Realisme (seni rupa)

Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.

Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19 . Namun karya dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal , yang sekarang lebih dikenal dengan nama India .

Dalam pengertian lebih luas, usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali perupa berusaha mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Sebagai contoh, pelukis foto di zaman renaisans , Giotto bisa dikategorikan sebagai perupa dengan karya realis, karena karyanya telah dengan lebih baik meniru penampilan fisik dan volume benda lebih baik daripada yang telah diusahakan sejak zaman Gothic .

Kejujuran dalam menampilkan setiap detail objek terlihat pula dari karya-karya Rembrandt yang dikenal sebagai salah satu perupa realis terbaik. Kemudian pada abad 19, sebuah kelompok di Perancis yang dikenal dengan nama Barbizon School memusatkan pengamatan lebih dekat kepada alam, yag kemudian membuka jalan bagi berkembangnya impresionisme . Di Inggris, kelompok Pre-Raphaelite Brotherhood menolak idealisme pengikut Raphael yang kemudian membawa kepada pendekatan yang lebih intens terhadap realisme.

9. Naturalisme (seni rupa)

Naturalisme di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme pada abad19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme . Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker , yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini. Salahs atu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.

sumber:http://www.kamenraider.byethost13.com/aliran%20seni%20rupa.htm